KAMPAR-TURANGNEWS.COM-Berdasarkkan hasil investigasi Tim Wartawan turangnews.com dilapangan, Kamis (05/12/2024) sekira pukul : 11.15 WIB ditemukan areal Tanaman Karet Produktif yang kondisinya sangat memperihatinkan, di areal Afdeling IV/V PTPN IV Regional 3 Kebun Sei Galuh.
Investigasi dilakukan setelah temuan Tim Wartawan sebelumya tidak direspon oleh Asisten Personalia Kebun (APK), sementara sang Asisten Afdeling berdalih jika dirinya baru saja ditugaskan di Afdeling IV/V, dan sang Asisten Afdeling juga menyebutkan jika kondisi arealnya yang semak juga diketahui oleh Manajer.
"Saya masih baru disini bang, lagian kondisi areal tanaman yang semak itu bukan cuma di Afdeling saya saja, di semua Afdeling Kebun Sei Galuh kondisinya sama persis dengan disini bang," jawab Asisten saat di konfirmasi via telepon oleh wartawan.
Kondisi tanaman karet yang seharusnya dapat menghasilkan produksi dengan baik, jadi berkurang dampak semaknya areal, tidak jarang penderes mesti melakukan pembersihan dulu di sekitar pokok karet supaya bisa disadap, tentunya hal tersebut sangat menghambat kelancaran penggalian produksi, seharusnya ancak yang dipercayakan ke Penderes bisa tembus sadap menjadi tidak tembus karena karyawan pendederan mesti memotong anak kayu yang mengganggu proses penyadapan.
"Susah kali lah bang, untuk menderes kami mesti membersihkan kayu anak yang mengganggu kami di sekitar pokok, belum lagi saat ngutip bang, tidak jarang kaki kami terjerat kayu atau kacangan juga pakis sehingga getah lateks yang ada di pungutan (tong yang terbuat dari plastik dan kaleng-Red) jadi tumpah," sebut salah satu karyawan yang berinisial "IR" (42) tahun saat dikonfirmasi wartawan.
Sementara salah satu Tim Wartawan yang bernama Sukino yang merupakan Pensiunan Karyawan PTPN mengaku jika baru kali ini melihat areal tanaman milik PTPN yang kondisinya sangat semak.
"Baru kali ini saya melihat sebuah Perkebunan PTPN milik BUMN yang arealnya separah ini," ucap sukino.
Menurut Sukino jika melihat dari tingginya anak kayu dan tingginya tumbuhan pakis yang tumbuh di gawangan pokok karet, diprediksi kegiatan Dongkel Anak Kayu (DAK) nya minimal sudah 2 atau 3 tahun tidak dikerjakan.
Sebelumnya Asisten Afdeling IV/V juga mengakui jika kondisi arealnya sesemak itu karena kurangnya tenaga kerja, namun sang Asisten tidak menjelaskan secara rinci definisi kurangnya tenaga kerja itu yang dimaksud tenaga kerja Penderes atau tenaga kerja pemeliharaan, sebab hasil investigasi Tim Wartawan juga banyak menemukan pokok karet yang kondisinya sudah lama tidak tersadap.