Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan


 

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Manajer PKS BP Mandoge dan GM Bah Jambi Diduga Rugikan Negara Rp.7,8 Miliar, Massa DPC LSM PMPRI Asahan Aksi di Kantor Pusat PTPN IV Regional 2.

Senin, 09 Desember 2024 | 05.54.00 WIB | 0 Views Last Updated 2024-12-09T13:54:40Z
Keterangan Photo : Massa DPC LSM PMPRI Asahan Geruduk Kantor Pusat PTPN IV di Jalan Letjen Suprapto Medan, Senin (9/12/2024) sekira pukul 11:00 WIB.

MEDAN-TURANGNEWS.COM-Puluhan massa dari DPC LSM PMPRI Kabupaten Asahan menggeruduk kantor Perusahaan Terpadu Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Regional 2 yang beralamat di Jalan Letjen Suprapto Medan, Senin (9/12/2024) sekira pukul 11:00 WIB.


Kedatangan massa meminta dan mendesak agar Direksi segera mencopot General Manager (GM) PTPN IV Bah Jambi dan Manager PKS PTPN IV Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan.


Dalam orasinya Hendra Syahputra, SP menyerukan, "kami datang ke kantor Direksi PTPN IV ini hanya ingin menyampaikan aspirasi kami. Kami meminta agar Kepala Kantor Direksi segera mencopot GM PTPN IV Bah Jambi dan Manager PKS PTPN IV Bandar Pasir Mandoge. Kami menduga keduanya sebahat melakukan korupsi dan tidak bekerja secara profesional, “ujarnya.


Selain itu Hendra juga menyebutkan jika kedua petinggi di PTPN IV tersebut, disinyalir melakukan pengerusakan lingkungan dan pencemaran udara infeksi saluran pernapasan, yang mengakibatkan matinya ekosistem disekitar masyarakat setempat. Bahkan, tidak adanya tempat pengelolaan pembuangan limbah B3 secara profesional sesuai UU Lingkungan Hidup.

“Kedua pejabat BUMN ini terindikasi melakukan penyimpangan tankos (Tandan Kosong Kelapa Sawit) yang diangkut dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Bandar Pasir Mandoge yang seharusnya diantar ke Kebun Balimbing/Marihat dengan jasa angkut 130/kilo terkesan dibuang ke kebun masyarakat sehingga menimbulkan aroma tak sedap serta merusak lahan masyarakat,” tegas Hendra.


Masih kata Hendra, "kami minta pihak Direksi PTPN IV Regional 2 untuk segera mengaudit perusahaan rekanan/vendor yang bekerjasama dengan PTPN IV Bah Jambi dan PKS Bandar Pasir Mandoge yang kami duga telah merugikan keuangan negara lebih kurang senilai Rp.7,8 Miliar selama 5 tahun lebih, ” pungkasnya.


Setelah aksi berjalan beberapa jam, terpantau tiba-tiba Sekretaris DPC LSM PMPRI Asahan, Satriawan Siregar melakukan aksi ekstrim dengan memecahkan gelas di kepalanya sembari berteriak, ” Darah siap kami tumpahkan untuk melawan para koruptor di PTPN IV Bandar Pasir Mandoge,” tegas Satriawan Siregar.


Akibat aksi tersebut, darah segar bercucuran diwajahnya, yang selanjutnya tampak perwakilan demonstran diterima oleh Staf Humas PTPN IV Regional 2 Boby Saragih menemui para pengunjukrasa. Dalam jawabannya, Boby Saragih berjanji akan segera menindak lanjuti aspirasi dari rekan-rekan DPC LSM Pemuda Mandiri Peduli Rakyat Indonesia (PMPRI) Kabupaten Asahan.

“Pihak kami akan segera menindak lanjuti semua aspirasi rekan-rekan LSM PMPRI Asahan. Kami akan segera turun kelapangan untuk mengklarifikasi langsung kepada GM Bah Jambi Manager Kebun PKS serta pihak Vendor CV. Nusantara Putra Doge, ” tegas Boby Saragih.


Usai mendengarkan jawaban dari Staf Humas PTPN IV Regional 2, massa langsung melanjutkan aksinya di Kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) Jalan A. H Nasution Medan, di depan kantor pagar Kantor Kejatisu, para pengunjukrasa langsung melakukan orasi secara bergantian.


“Kami minta Kejatisu segera mengusut tuntas dugaan korupsi dan kongkalikong pembuangan tankos antara oknum pejabat PTPN IV dengan Vendor CV. Nusantara Putra Doge yang terindikasi melibatkan oknum anggota DPRD Kabupaten Asahan. Kami juga meminta pihak Kejatisu untuk segera memeriksa GM dan Manager serta rekanan yang merupakan vendor,” ujar Kordinator lapangan, Adha Kaharuddin.


“Pak Kepala Kejaksaan, tolong segera panggil dan periksa GM Bah Jambi, Manager Kebun PKS Bandar Pasir Mandoge dan rekanan vendor CV. Nusantara Putra Doge sebagai penyedia jasa angkutan tankos yang terindikasi korupsi mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp.7,8 Miliyar dalam lima tahun ini,” tegas Adha Khairuddin.


Beberapa jam melakukan orasinya, namun tidak ada satupun perwakilan dari Kejatisu yang menerima mereka. Akhirnya massa membubarkan diri sembari mengancam akan datang lagi dengan membawa massa yang lebih banyak. (*).

×
Berita Terbaru Update