ASAHAN-TURANGNEWS.COM-Mungkin sebagian kawan-kawan atau para petinggi PTPN atau juga masyarakat heran, sudah berpuluh tahun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik PTPN IV Regional 1 Sei Silau berdiri, namun kenapa baru dipertanyakan hal sesuai atau tidaknya Standard Operating Procedure (SOP)nya ? Jawabannya adalah dikarenakan semakin hari daya berpikir manusia itu semakin pintar dan paham tentang aturan juga prosedur dampak polusi terhadap kesehatan.
Seiring berjalan waktu asap yang diakibatkan dari operasionalnya PKS Sei Silau dapat mempengaruhi kesehatan bagi manusia, dan keroposnya atap perumahan penduduk, itu sebabnya negara membuat aturan tentang ukuran standard cerobong asap dengan aturan terpendek cerobong asap harus setidaknya 3 kaki di atas penetrasi atap, dan bagian atasnya harus 2 kaki lebih tinggi daripada bagian mana pun dari bangunan yang berada dalam jarak 10 kaki, apakah PKS Sei Silau sudah sesuai aturan tersebut ?
Jika belum terpenuhi maka dampak yang timbul terhadap lingkungan adalah terganggunya lingkungan hak hidup dan hak makhluk bumi, dan Pemerintah menyadari akan hal tersebut sehingga dibuat aturan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat sekitar pabrik melalui program Corporate Sosial Responbility (CSR ) yang efektif sebagai wujud tanggung jawab sosial dan pertanggung jawaban perusahaan terhadap HAK ASASI MANUSIA (HAM) terhadap lingkungan, sehingga perusahaan tidak hanya mengedepankan bisnis dan keuntungan saja akan tetapi ikut terpanggil dan bertanggung jawab terhadap makluk hidup yang ada disekitarnya.
Maka pertanyaannya adalah apakah PKS Sei Silau sudah benar-benar menjalankan program dan kebijakan CSR dengan benar ??? Hal tersebut disampaikan oleh Maulana Annur (Aan) selaku Ketua GBPU Kabupaten Asahan saat bincang-bincang di Warkop Jalan Kartini Kota Kisaran, Rabu (04/12/2024) sore.
Menurut Aan, CSR di PTPN disebut dengan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL), yang dalam pengertiannya Perusahaan yang memelihara lingkungannya dengan sebaik-baiknya, terutama yang berdampak khusus dari pabrik.
"Dampak yang paling terasa itu adalah lingkungan sekolah dan Puskesmas yang posisinya persis di bawah PKS Sei Silau, apakah Pabrik selama ini sudah merealisasikan asumsi gizi dan protein ke anak-anak didik di MTS dan MA Al Washliyah Prapat Janji ? Begitu juga Puskesmas yang menerima pasien 24 jam, apakah pasien-pasien yang dirawat di Puskesmas Buntu Pane mendapatkan asumsi makanan bergizi dari PKS Sei Silau ?" Ungkap Aan lagi.
Lanjutnya, "jadi jangan karena Kantor Kepala Desa Buntu Pane atau kemungkinan Polsek Prapat Janji sudah dibantu untuk renovasi bangunannya dari TJSL, terus pihak pabrik menyebutkan sudah memenuhi tanggung jawabnya, bukan itu yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial sepenuhnya," sebut Aan lagi.
Kata Aan lagi, "Ingat !!! selain polusi asap yang dirasakan langsung oleh anak-anak didik Alwasliyah Prapat Janji, juga ada aroma yang timbul dari limbah yang diciptakan dari PKS Sei Silau yang setiap hari dihirup oleh generasi bangsa sehingga proses belajar jadi kurang nyaman. Dan hal polusi serta aroma limbah PKS untuk kebenarannya bisa koq kita konfirmasi dan wawancara langsung ke Anak didik serta masyarakat sekitarnya."
Aan yang dalam pengakuannya sangat peduli dan cinta dengan PTPN mengakui jika dirinya mengkritisi bukan karena benci dan anti PTPN, sebagai wujud dan kepeduliannya Aan mengaku pernah mengungkap kasus penggelapan dan menyelamatkan aset produksi PTPN IV regional 1, bahkan menurut Aan ide untuk mengungkap Penggelepan produksi teride dari rekannya yang bernama Supri Agus yang pernah mengungkapkan sindikat penggelapan pupuk NPK Jenis Palmo sebanyak 60 ton di Kebun milik PTPN III yang sekarang berganti baju menjadi PTPN IV Regional 1.
Mengakhiri keterangnya Aan mengatakan, "apa yang kami buat semata-mata karena wujud kepedulian kami terhadap Perusahaan PTPN, dan apa yang kami lakukan adalah tindakan nyata untuk menyelamatkan Asset Perusahaan, dan apabila kami juga ada mengkritisi lewat pemberitaan itu juga semata-mata demi kebaikan dan kemajuan perusahaan, jadi tolong jangan di salah artikan, siapapun Karpim yang kami duga coba-coba bermain dengan biaya perawatan akan kami kritisi, kami cinta PTPN itu sebabnya kami kawal PTPN supaya bisa terus maju dengan peningkatan produksi, yang hasilnya bukan cuma dinikmati oleh Karyawan Aktif saja, namun Karyawan Pensiunan juga dapat menikmatinya dengan naiknya Manfaat Pensiun (MP).
Sementara Manajer PKS Sei Silau saat dikonfirmasi oleh wartawan yang dihubungi via WhatsApp ke nomor pribadinya Agus Susanto dengan nomor 0813-XX99-9975, sang Manajer tidak berkenan menjawab telpon panggilan wartawan, Kamis (05/12/2024) sekira pukul : 10.15 WIB.
Dan berita ini merupakan pertanyaan dan masukan dari Tim Wartawan turangnews.com kepada Bos BUMN bapak Abdul Ghani dan Bapak Erik Tohir selaku Menteri BUMN. (SA).