Keterangan Photo : Kondisi Areal Tanaman Karet Produktif Milik Kebun Sei Galuh Yang Sangat Memperhatikan.
KAMPAR-TURANGNEWS.COM-Miris melihat Areal Tanaman Karet Produktif milik PTPN IV Regional 3 Kebun Sei Galuh, sebagai kebun milik PTPN yang bernaung dibawah Kementerian BUMN sangatlah tidak wajar dengan kondisi tanaman yang penuh dengan tumbuhan anak kayu, terkesan layaknya tidak tersentuh pemeliharaan, sehingga menjadi tanda tanya besar wartawan turangnews.com saat melakukan kunjungan ke areal perkebunan tersebut.
Melalui Asistennya wartawan mendapat informasi yang menyebutkan jika areal semak karena kurangnya tenaga kerja, dan Manajer juga mengetahui semaknya Areal di Afdeling nya.
"Biaya perawatan ada, tapi nggak diambil mengingat kurangnya tenaga kerja, dan Manajer juga tahu koq kondisi lapangan dan arealnya," jawab Asisten dengan entengnya ke Tim Wartawan saat dijumpai di Kantornya.
Atas dasar pengakuan sang Asisten, wartawan selaku Penggiat Sosial Kontrol yang merupakan pilar keempat berdasarkan Undang-undang, menaikkan temuannya kedalam tulisan yang diterbitkan di media Online turangnews.com edisi 03 Desember 2024.
Merespon pemberian Asisten Afdeling IV/V komplain dan menyebutkan kenapa cuma sepihak Afdelingnya saja yang diberitakan, sementara semua areal di Kebun Sei Galuh kondisinya sama.
"Kenapa cuma areal saya saja yang orang Abang beritakan, inikan cuma sepihak sementara di Afdeling lain juga kondisinya sama, lagian saya masih baru disini," ucap Asisten via telepon ke wartawan, Rabu (04/12/2024).
Merespon ucapan Asisten, wartawan menjawab, "saya menaikkan ke Pemberitaan berdasarkan fakta dilapangan, terkait abang masih baru atau udah lama itu bukan masalah bagi kami, dan semuanya akan beritakan koq mengingat ada bentuk kerugian negara dari kinerja Manajemen yang diduga tidak becus bekerja," jawab wartawan.
Sementara Supri Agus selaku Pengurus dari FKPPN saat dimintai pendapatnya terkait ucapan Asisten kepada wartawan mengatakan, "kita cukup paham koq mekanisme kerja Perkebunan PTPN, dengan kondisi kayu anak yang tumbuhnya sama persis dengan tanaman karet, maka kita menduga areal tersebut sudah bertahun tidak dikerjakan Dongkel Anak Kayu (DAK) nya, maka timbul pertanyaannya adalah dikemanakan dana pemeliharaannya ?" ucapnya.
"Kata Asisten Manajer juga tahu kondisi arealnya namun tidak ada teguran atau tindakan ? Ada apa ? Apakah ada dugaan jika Dana Pemeliharaannya dikorupsi secara berjamaah ?" Ucap Supri Agus lagi.
Lanjut Supri Agus lagi, "terus kata Asisten tenaga pekerjanya kurang dan dana Pemeliharaannya tidak diambil, lah yang bener sajalah, dari sini kita makin bingung mengartikannya, areal semak bahkan sampai ada tanaman yang tidak terderes karena semaknya, tapi dana Pemeliharaannya tidak di ambil ?" Pungkasnya.
Senada juga kembali diucapkan oleh Efendi Harahap selaku Pengamat Perkebunan Nusantara, "jawaban Asisten itu terkesan tidak memiliki beban terhadap tugasnya, buat apa dia dibayar dan digaji oleh Perusahaan jika tidak bisa menunjukkan eksistensinya untuk memecahkan masalah di Afdelingnya ? Asisten itu dibayar mahal oleh negara untuk kontribusi dan kinerjanya, ucap Efendi Harahap.
Mengakhiri keterangnya Efendi Harahap menyebutkan akan meminta SPI dan Tim Audit PTPN Holding untuk turun ke Kebun Sei Galuh untuk memeriksa dan mengaudit dana Pemeliharaan. Dan pihaknya juga akan menyurati Kejaksaan Negeri Riau dan Tipikor, mengingat ada kemungkinan dugaan kerugian negara yang diakibatkan bobroknya kinerja Manajemen PTPN IV Regional 3 Kebun Sei Galuh. (SKN).
Bersambung,.....